Jumat, 22 November 2013

SMKN I GROGOL KELAS X AK 2


MAKALAH MENERAPKAN PRINSIP PROFESIONAL BISNIS
MAKALAH INI DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MENERAPKAN PROFESI BISNIS. PRODUKTIF AKUNTANSI 2
GURU PEMBIMBING :
M. ZAINUDIN .Spd .Mpd
http://smkmerdesa.files.wordpress.com/2012/03/smk-bisa.jpg
DI SUSUN OLEH :
                               1.FEBIANA NUR K.S
  2.KRISTIN WIDYAWATI
3.RIA RIZKY YUNIA V.
       4. SAFIRA BERLIANDA J.P.
SMKN 1 GROGOL
KEDIRI
2013
                                                                                                   i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyusun makalah berjudul “MENERAPKAN PRINSIP PROFESIONAL”. Yang merupakan tugas dari Bapak guru kami yang harus kami lakukan dan kerjakan .
Harapan kami, dengan menyusun makalah ini, kami dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar isi dan serta mampu mengembangkan pola pikir yang selalu kreatif, inovatif, dan mandiri.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak guru yang telah memberikan perhatian dan kontribusi demi terbentuknya makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya, dan Bapak guru atau pembaca pada umumnya.



                                                      Penyusun
KELOMPOK 1 AKUNTANSI 2



ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………..…………….............i
Kata Pengantar……………………………………….………….............ii
Daftar Isi………...……………………………………………...............iii
Bab 1 Pendahuluan
A.  Latar Belakang………………………………………................1
B.    Rumusan Masalah……………………………………..............2
C.    Tujuan…………………………………………………............2
Bab 2 Landasan Teori
A. Definisi profesional..............................................................................3
B. Definisi Teknisi Akuntansi dan Teknisi Akuntansi
      yangProfesional...................................................................................3
C. Pengaruh Luas dan Bidang Kerja Terhadap Akuntan..........................4
D. Aspek Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Profesi teknik                     .     akuntansi.............................................................................................5
E. Peran dan Tanggung Jawab Provesi Teknisi Akuntansi......................5
F. Jenis- jenis Industri.............................................................................11
Bab 3 Penutup
A.  Kesimpulan……………………………………………............15
B.    Saran………………………………………………….............15
Daftar Pustaka.........................................................................................16       
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.                       LATAR BELAKANG
Masyarakat berkembang semakin kompleks.Sasaran, bidang garapan dan intervensi pekerjaan social juga semakin luas.Globalisasi dan industri telah membuka kesempatan bagi pekerja sosial untuk terlibat dalam bidang yang relative baru, yakni dunia industri.Dunia industri kini sedang menggali manfaat- manfaat positif dari adanya pekerja sosial industri, baik terhadap aspek financial ataupun relasi sosial dengan para pekerja dan masyarakat.
Sektor dan tanggung jawab industri dapat dikatakan sebagai sesuatu yang penting, karena sektor dan tanggung jawab industry tanpa kita sadari sangat berhubungan erat dengan keprofesionallan dalam bidang kerja.Sektor dan tanggung jawab indutri sangat berguna bagi kita semua tak terkecuali orang yang meremehkan keprofesionalan atau tidak menganggapnya.



1
B. RUMUSAN MASALAH
      Berdasarkan uraian singkat diatas, maka yang menjadi fokus utama pembahasan makalah kami ini adalah sebagai berikut :
             1.  Apa definisi professional ?
            2.Apa definisi teknisi akuntansi dan teknisi                                                                                  
            3.  Bagaimana pengaruh luas dan bidang kerja terhadap akuntan ?
            4. Apa Aspek Ekstermal dan Internal Profesi teknik Akuntansi ?
            5.  Bagaimana peran dan tanggung jawab ?
            6.  Di bagi menjadi berapa jenis-jenis industri ?
   C.TUJUAN

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah :

1.Melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai murid yang  diberi tugas    oleh guru kami.

2.Mempraktikkan kegiatan menyusun makalah yang merupakan salah satu kompetisi dasar yang harus kami kerjakan dalam pelajaran Akuntansi “MENERAPKAN PRINSIP PROFESIONAL”

3. Memberikan informasi sederhana dan jelas tentang sektor dan tagung jawab industri dalam pelajaran Akuntansi.



2
BAB 2
LANDASAN TEORI

1.    Definisi professional ?
2.    Definisi teknisi akuntansi dan teknisi akuntansi yang profesional ?
3.    Pengaruh luas dan bidang kerja terhadap Akuntan ?
4.    Aspek ekstermal dan internal yang memengaruhi profesi teknik Akuntansi ?
5.    Peran dan tanggung jawab profesi teknik Akuntansi ?
6.    Jenis–jenis indutri ?

1.DEFINISI PROFESIONAL
        Profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah.
2.DEFINISI TEKNISI AKUNTANSI DAN TEKNISI AKUNTANSI YANG PROFESIONAL
        Teknisi Akuntansi adalah teknisi yang memiliki kompetensi untuk menjadi tenaga pelaksana pembukuan pada dunia usaha, lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya.
  
3
       Teknisi Akuntansi yang professional adalah teknisi akuntansi yang yang sudah memenuhi standar kopetensi yaitu pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesioanl dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.
3.PENGARUH LUAS DAN BIDANG KERJA TERHADAPAKUNTAN
        Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya.Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang.Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya.

4
4.ASPEK  EKSTERNAL  DAN  INTERNAL YANG     MEMENGARUHI  PROFESI  TEKNIK  AKUNTANSI.
       Objektivitas kinerja teknisi akuntansi dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain adalah aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal berasal dari dalam individu sendiri yaitu moral dan profesional. Aspek eksternal diantaranya :
1. Tekanan-tekanan untuk berbuat curang dari manager atau pemberi    kerja
2. Tekanan-tekanan untuk berkerja sama antar rekan sekerja.
3. Tekanan-tekanan untuk kerjasama antar pemilik perusahaan dan penarik pajak.
4. Tekanan-tekanan antara kreditur dan manager.
5. Tekanan dari pihak lain seperti polisi, wwartawwan atau jasa.
Adakalanya seorang profesi teknisi akuntansi dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan yang diberikannya, yang mengganggu objektivitasnya. Ukuran kewajaran harus digunakan dalam mencantumkan standar untuk mengidentifikasikan hubungan yang mungkin merusak objektifitasnya.
 5
5.PERAN  DAN  TANGGUNG  JAWAB  PROFESI TEKNISI  AKUNTANSI
Sebelum mempelajari peran dan tanggung jawabprofesi teknisi akuntansi, terlebih dahulu perlu diketahui pihak-pihak yang menggunakan laporan akuntansi.
Pihak-pihak yang membutuhkannya adlah :
1. Pihak Internal
     Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Managemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil kepuutusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manager yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
2. Pihak Eksternal
a. Investor
    Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak.
                                                                                                                   6
b. Pemegang saham atau pemilik perusahaan
       pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang di alami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari deviden yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
      Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
      Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana, perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berutang barang pada supplyer/pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.

7
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan atau informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar atau mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
      Peran dan tanggung jawab profesi teknisi akuntansi terdapat pada prinsip-prinsip etika profisi teknisi akuntansi sebagai berikut :
1. Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan dengan peranan tersbut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.
2. Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
 Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
      8
3. Prinsip Ketiga – Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesinya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Prinsip Keempa t- Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesinya.
5. Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, leglisasi dan teknik yang paling mutakhir.
6. Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Setiap anggota harua menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
                                                                                                                   9            
7. Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional
      Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkanprofesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Prinsip Kedelapan – Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan stsndar teknis dan stsndar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Assosiasi Teknisi Akuntansi, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.



10
 6.JENIS-JENIS INDUSTRI
        1 Industri berdasarkan bahan baku
            a.  Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh      langsung dari alam. Misalnya:industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
            b.  Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, dan industri kain.
            c.   Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
        2. Industri berdasarkan tenaga kerja
             a.   Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
             b.Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
11
           c.     Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
           d.   Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
     3. Industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
             a.  Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
            b.    Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
12
        4.Industri berdasarkan lokasi unit usaha
            a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
            b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
            c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
            d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
             e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja.

13
         5. Industri berdasarkan barang yang dihasilkan
        a.Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
             b.  Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
        6. Industri berdasarkan modal yang digunakan
            a.Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
            b.  Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
           c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.








14
BAB 3

KESIMPULAN :
Dengan membuat makalah ini kami bisa lebih mengerti tentang sector dan tanggung jawab industry untuk menerapkan “Prinsip Professional” dalam bidang kerja.Selain itu kami dapat mempelajarinya dengan mudah dan lebih tau secara luas tentang “Sektor dan Tanggung Jawab Indutri”.
SARAN :
1.Kami harap dalam mempelajari bab ini, kami bisa lebih tau secara luas   tentang “Sektor dan Tanggung Jawab Industri” dalam berprofesional di bidang kerja.
2.Dan kami bisa lebih tau banyak tentang arti profesi maupun professional dan prinsip-prinsip tanggung jawab industry dam lainnya.





15
DARTAR PUSTAKA

Agung Dharma SH, M.Ed, Manajemem Prestasi kerja, 1985












16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fadillah Puasa Tarwiyah dan Arafah